Kopi Liberica

Kopi Liberika (atau kopi Liberia) adalah spesies tanaman berbunga dalam keluarga Rubiaceae. Ini adalah kopi yang berasal  Liberica di Afrika Tengah,Uganda dan Angola. Pohon Liberica tumbuh hingga 20 meter tingginya, memproduksi buah-buahan yang lebih besar daripada yang ditemukan pada kopi arabica.  



Kopi ini dibawa ke Indonesia untuk menggantikan pohon arabika dibunuh oleh penyakit karat kopi pada akhir abad ke-19. Kopi jenis ini masih banyak ditemukan di beberapa bagian Jawa Tengah dan Jawa Timur, saat ini.

Biasanya pohon kopi ini tumbuh tegak kecil atau menyemak yang tumbuh hingga ketinggian 5-20 meter. Daun gelap, hijau mengkilap, panjang 20-30 cm, dan bertekstur kasar. Buahnya relatif besar, pada saat masak berwarna kuning kusam, merah atau merah cerah. Bijinya memiliki rasa pahit yang tidak terlalu pekat. Biasanya digunakan sebagai pengisi atau pengaya dalam kopi lainnya.

Pohon kopi liberica dapat ditemukan di hutan tropis dataran rendah dan direkomendasikan untuk ketinggian antara 450-600 m. Ini merupakan pohon yang lebih besar dan lebih kuat daripada spesies coffea lainnya.

Dahulu, kopi liberika pernah dibudidayakan  di Indonesia, tetapi sekarang sudah ditinggalkan oleh pekebun atau petani. Pasalnya, bobot biji kopi keringnya hanya 10% dari bobot kopi basah. Selain perbandingan bobot  basah dan bobot kering, rendemen biji kopi liberika yang rendah merupakan salah satu factor tidak berkembangnya jenis kopi liberika di Indonesia.  

Rendemen kopi liberika hanya sekitar 10 – 12%. Karakteristik biji kopi liberika hampir sama dengan jenis arabika. Kelebihannya jenis liberika lebih tahan terhadap serangan hama Hemelia vastatrixi disbandingkan dengan kopi jenis arabika. Kopi Liberika. Beberapa varietas kopi Liberika yang pernah didatangkan ke Indonesia antara lain adalah Ardoniana dan durvei.

Kopi liberika memiliki beberapa karakteristik ukuran daun,cabang,bunga, buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi Arabika dan kopi robusta. Cabang primer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali. Kualitas buah relatif rendah. Produksi sedang, (4,-5 ku/ha/th) dengan rendemen ± 12%. Berbuah sepanjang tahun. Ukuran buah tidak merata/tidak seragam. Tumbuh baik di dataran rendah.

Kopi liberika termasuk tanaman hutan dan banyak terdapat di pedalaman Kalimantan dan sudah berabad lamanya menjadi minuman tradisional suku Dayak di sana. Pohon kopi liberika ini bisa mencapai ketinggian 20 m, dan biji kopi liberika merupakan biji kopi dengan ukuran terbesar di dunia.

Kopi liberika adalah kopi yang oleh masyarakat kerap disebut dengan "kopi nongko (nangka)" dan memiliki cita rasa unik. Kalau dirasakan, kopi ini ada cita rasa sayurnya, seperti kacang panjang mentah. Kalau orang Sunda membuat karedok, ada sebagian rasa karedok yang bisa dirasakan di kopi ini.


Kopi liberika adalah salah satu peluang Indonesia. Indonesia bisa mengembangkan jenis kopi liberika untuk diekspor. Saat ini, banyak orang yang belum mengenal jenis kopi ini. Selain arabika, liberika potensial karena pasar ekspornya pun ada. Masyarakat negara tetangga, Malaysia, banyak yang mengonsumsi kopi jenis ini. Dari sisi harga, liberika juga lebih baik dari robusta. Budidaya dan pengembangan kopi liberika perlu dilakukan.

8 comments:

  1. saya suka kopi, tapi baru denger ada kopi liberica mas. ckck -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, kopi ini tidak bisa di poduksi secara masal.... jadi kurang terkenal.
      Masih ada 1 jenis kopi lagi, yaitu kopi excelsa

      Delete
  2. pantesan -_-
    excelsa? baru denger juga saya, cari tau ah~

    ReplyDelete
  3. ulasannya manteb pakbro
    di daerah tempat ane tinggal saat ini terutama di daerah pinogu masih cukup banyak dijumpai kopi liberika ini
    ada yg murni liberika, ada yg dicampur sama robusta seperti penampakan ini nih pakbro
    http://sudutnusantara.blogspot.com/2015/04/kopi-pinogu.html

    ReplyDelete