Novel Fiksi Fenomenal yang Mampu Meramal Masa Depan #1


Cerita dalam sebuah novel fiksi hanyalah sebuah cerita imajiner pengarang untuk menghibur pembaca novelnya. Sebuah jalinan kejadian yang tidak benar - benar terjadi.

Namun bagaimana jika ternyata justru DIKEMUDIAN HARI cerita itu menjadi kenyataan. Apakah itu sebuah ramalan??


Novel Looking Backward
Edward Bellamy menulis novel best-seller terbaiknya berjudul Looking Backward tahun 1888. Dalam novel ini, sang tokoh utama hidup di tahun 1887 dan tertidur. Pada saat terbangun, dia telah ada di tahun 2000. Di masa itu, kehidupan masyarakat telah berubah, di mana mereka menggunakan kartu untuk membeli produk dan jasa. 
Selain itu, digambarkan pula kalau di masa itu telah ada tempat belanja besar yang disebut dengan "shopping mall" dan sistem jual-beli telah dilakukan dengan menggunakan komputer. Dan seperti yang Anda ketahui, di masa kini penggunaan kartu kredit, mal-mal, dan online-shopping sudah menjadi hal umum di masyarakat kita.
Looking Backward merupakan novel karya Edward Bellamy yang paling berhasil karena isinya mampu memberi bentuk terhadap angan-angan masyarakat Amerika abad ke-19 mengenai model masyarakat yang ideal. Salah satu faktor keberhasilan Bellamy yang membuat novelnya mendapat tanggapan positif adalah karena kritiknya menyoroti sisi gelap industrialisasi yang telah mengecewakan sebagian masyarakat. Namun yang lebih penting lagi adalah bahwa gagasannya tetap tidak terlepas dari penekanan terhadap segi penting industrialisasi yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat abad ke-19. 
Untuk menunjukkan bahwa gagasan Bellamy yang menekankan tumbuhnya sikap solidaritas tidak terlepas dari industrialisasi abad ke-19 pertama-tama akan dibahasa mengenai persoalan sosial dan kritik Bellamy terhadap industrialisasi waktu itu. Berikutnya, pembahasan akan beranjak pada berbagai solusnya yang sagat diarahkan bagi kepentingan jalannya industri. 

Dengan menggunakan studi kepustakaan yang bersifat analisis deskriptif, penelitian akan berkisar pada pembahasan latar sosial yang terdiri atas dua periode. Periode pertama yaitu latar sosial tahun 1887, memuat kritik Bellamy terhadap industrialisasi yang menimbulkan aksi-aksi pemogokan kerja, kesenjangan sosial, serta pemborosan-pemborosan. Periode kedua yaitu latar sosial tahun 2000 yang merupakan solusi gagasan Bellamy

Novel The Wreck Of The Titan 
Futility, or the wreck of the Titan dan novel ini adalah hasil karya dari Morgan Robertson. Novel ini bercerita tentang sebuah kapal besar yang tenggelam di samudra Atlantic dalam perjalanannya dari Southampton, Britania Raya menuju New York City, Amerika Serikat. Kapal besar yang bernama Titan tersebut memiliki banyak kesamaan dengan kapal RMS Titanic. Tidak ada yang aneh ya kelihatannya, tetapi yang aneh adalah novel ini dibuat 14 tahun sebelum tenggelamnya kapal RMS titanic tepatnya tahun 1898. Wow sangat luar biasa sekali, tahun 1898 si Morgan Robertson bikin novel menghayal tentang sebuah kapal besar yang tenggelam di laut atlantic 14 tahun kemudian baru terjadi kejadian yang sesungguhnya 
Secara mengejutkan, pada tahun 1912, kapal pesiar RMS Titanic juga mengalami hal yang sama seperti yang ditulis dalam novel itu. Bukan hanya kebetulan mirip dalam nama dan kejadian, namun juga beberapa hal lain yang terbilang nyaris identik, seperti :
Ukuran. RMS Titanic berukuran 882 feet dengan berat 53,000 ton. Sedangkan Titan berukuran 800 feet dengan berat 75,000 ton.
RMS Titanic membawa hanya 16 perahu penyelamat dan 4 perahu karet. Sedangkan Titan membawa "kurang dari 24 perahu penyelamat". 
Lokasi tabrakan antara RMS Titanic dan Kapal Titan sama, yaitu 740 km dari Newfoundland.
Jumlah penumpang di dalam RMS Titanic adalah 22,000 orang dan setengah diantaranya tewas. Sedangkan jumlah penumpang di Titan adalah 25,000 orang dan setengah diantaranya tewas.
Meski begitu, ada beberapa perbedaan kecil antara kedua kapal raksasa ini. Titanic menabrak pada malam hari dimana langit sedang jernih, sedangkan The Titan menabrak pada siang hari saat sedang berkabut. 705 penumpang Titanic berhasil selamat, sedangkan dari The Titan hanya ada 13 orang termasuk sang tokoh utama. Perbedaan lainnya adalah mengenai pengalaman kedua kapal. Titanic tenggelam pada pelayaran perdananya, sedangkan The Titan sudah berlayar beberapa kali sebelumnya. Selain itu, Titanic tenggelam saat sedang berlayar dari Inggris ke Amerika, sedangkan jalur The Titan justru adalah sebaliknya. Sebelum tenggelam, The Titan menabrak sebuah kapal kecil lain hingga tenggelam, sedangkan Titanic, walaupun berdekatan dengan kapal The New York, tapi tidak menabrak apalagi menenggelamkannya. The Titan juga memiliki layar yang berguna untuk menaikkan kecepatan, sedangkan Titanic tidak memiliki layar semacam itu. Perbedaan terakhir adalah Titanic adalah 'anak tengah' dari tiga 'bersaudara', sedangkan The Titan tidak memiliki 'saudara'. 

Novel The Narrative Of Arthur Gordon Pym Of Nanctuket
Dalam buku "The Narrative of Arthur Gordon Pym of Nantucket", ditulis oleh Edgar Allan Poe, yang berceritakan tentang empat pelaut yang selamat dari tenggelamnya kapal mereka dan dipaksa memakan shipboy yang bernama Richard Parker. Po mengklaim bahwa cerita ini didasarkan pada peristiwa nyata, tapi tidak ada yang percaya padanya.
46 tahun setelah buku itu ditulis, perahu yang sebenarnya mangalami kecelakaan, dan anggota kru yang selamat menceritakan bagaimana mereka telah makan shipboy disebut yang juga bernama Richard Parker. Hal ini menyebabkan rumor bahwa penulis terkenal Amerika telah dimiliki mesin waktu.
Novel karya Edgar Allan Poe ini adalah satu-satunya karya novel Edgar Allan Poe yang berhasil diselesaikannya. Dirilis tahun 1838, novel ini menjadi salah satu karya klasir Allan Poe yang disukai oleh para penggemarnya. Salah satu karakter dalam novel tersebut bernama Richard Parker. Dalam novel tersebut, dikisahkan bahwa kapal yang ditumpangi Parker mengalami kerusuhan akibat pemberontakan yang dilakukan oleh para awak kapal terhadap pemimpin mereka. Richard dan tiga orang awak kapal kabur dengan menaiki perahu. 
Terombang-ambing di laut dan tanpa makanan, guna mempertahankan hidup, mereka kemudian memutuskan untuk mengundi. Yang kalah harus mengorbankan diri dimakan oleh teman-temannya. Parker kalah dalam undian dan tewas dibunuh dan dimakan para awak kapal tersebut.
Tahun 1884, kapal Mignolette berangkat dari Southampton, Inggris menuju Australia. Di tengah jalan, kapal tersebut karam. Sahabat anehdidunia.com hanya 4 orang yang selamat dan terombang-ambing di atas perahu. Salah satu orang yang selamat adalah seorang remaja 17 tahun bernama Richard Parker. Ketika kehabisan makanan, orang-orang yang selamat itu kemudian membunuh Parker lalu memakannya.

Sumber : dari belbagai laman di internet.


0 comments:

Post a Comment